Our Feeds
zhons

Babad pengampon TANAH PENGAMPUNAN

BABAD PENGAMPON " TANAH PENGAMPUNAN." Konon di ceritakan, Nyi Endang Geulis adalah putri Syech Danuwarsih juga istri dari Pangeran Cakra Buana (Mbah Kuwu Cerbon) yang pernah singgah beberapa waktu di Pengampon untuk berda'wah dan menyebarkan agama islam, Beliau Nyi Endang Geulis meninggalkan Petilasan dan sebuah sumur yang hingga sampai sekarang masih tetap terpelihara dan juga konon, Beliau mendirikan sebuah surau atau mushola di daerah yang namanya Tegalan, yang sekarang sudah menjadi bagian dari sebuah wilayah kecamatan Jamblang. Beliau di yakini pula oleh masyarakat sekitar mempunyai sebuah piaraan seekor kerbau bule atau yang kata orang sunda bilang "munding bodas", sehingga konon meninggalkan sebuah bekas kubangan (tempat kerbau mandi). Pada saat itu hingga kini di percaya lokasi kubangannya kira kira berada di sebelah utara yang lokasinya hanya beberapa meter dari Pendopo kuburan (makam) Bontot di blok Pengampon kulon Rt 01. Dan juga ada sebuah Petilasan Keramat Nyi Endang Geulis sendiri berada di belakang balai desa Danawinangun namun Petilasan aslinya sebenarnya adalah di balai desa itu sendiri. Hingga kini masih terlihat dari jalan raya Klangenan - Panguragan yang sekarang menjadi nama jalanya jln.

Nyi Endang Geulis. Sekilas sejarah Pengampon berikut keterkaitannya dengan Nyi Endang Geulis, sudah menjadi kebiasaan seorang tokoh di masa lalu baik seorang tokoh agama ataupun seorang tokoh pemimpin selalu mempunyai riwayat Babad Alas atau Totor Alas sebagai cikal bakal mendirikan sebuah pemukiman baru berupa perkampungan penduduk. Konon sebelum beliau ke daerah Pengampon, terlebih dahulu Beliau ke daerah Tegalan. Dinamai daerah Tegalan karena dahulunya konon daerahnya berupa tanah lapang yang di penuhi padang rumput ilalang dan semak belukar, tetapi tidak di tumbuhi pohon pohon yg tinggi, sekarang wilayah Tegalan sudah pemekaran dan masuk kedalam wilayah kecamatan Jamblang, dan Beliau juga sempat membangun sebuah surau atau mushola sebuah tempat untuk sholat di Tegalan dan termasuk juga yang menjadi babad alasnya beliau adalah wilayah di daerah blok Lebak sor dan daerah blok Karang Anyar yang sekarang juga masuk kewilayah desa Jamblang, lalu kemudian ke daerah blok Pandean yang sekarang masuk ke wilayah desa Serang (pemekaran).

Konon kisah Asal muasalnya nama Pengampon secara luas di ceritakan pertama kalinya Beliau atau kanjeng Nyi Endang Geulis masuk kewilayah daerah Pengampon (sekarang) dulunya masih belum dinamai Pengampon. Saat pertama kali datang, Beliau masuk ke dalam sebuah hutan (alas Pengampon), saat Beliau berjalan di dalam hutan, Beliau tersandung dan terjatuh karena kakinya terlilit atau terjerat oleh sebuah tanaman rambat yaitu sebuah tanaman Labuh siyem (walu batik), maka serta merta Beliau langsung berdo'a dan bermunajat degan khusyu memohon Ampunan kepada Allah SWT sambil Beliau berucap di mana saat Beliau terjatuh dan kakinya terlilit Labuh siyem, Beliau terus Memohon AmpunanNya, kemudian Beliau berucap "Kelak di kemudian hari daerah ini akan di kenal dengan nama tanah Pengampon (Tanah Pengampun). Tanah di mana saat beliau terjatuh dan terlilit oleh tanaman Labuh siyem ini yang hanya berdiameter sebesar ukuran Setampi atau Setampa (bahasa jawa Tebok) yaitu selebar alat untuk memilah/menampi beras. Maka dari itu Konon, "Anak Putu" (anak cucu) Beliau pantangan atau larangan menanam buah Labuh siyem dan memakan kerupuk kulit kerbau. Kemudian Beliau mewujudkan ucapanya, Beliau lalu Totor Alas atau Babad Alas untuk bermukim dan tinggal di tanah Pengampon. Setelah sekian lama, daerah Pengampon (sekarang Desa Danawinangun) sudah menjadi sebuah pemukiman yang terus di datangi orang-orang yang ingin tinggal dan bermukim bersàma Beliau. Tempat tinggal beliau masa itu adalah yang sekarang menjadi balai desa Danawinangun. Seiring berjalannya waktu tempat tinggal beliau di jadikan pusat pemerintahan, maka agar anak cucu beliau tidak mengganggu pusat pemerintahan pada masa itu maka oleh masyarakat Pengampon di bangunlah sebuah Pendopo untuk menyimpan benda-benda pusaka peninggalan Beliau yang hingga kini menjadi Pendopo Buyut Pengampon Nyi Endang Geulis untuk anak cucunya kelak bagi yang ingin berziarah.

Kemudian Beliau juga sempat membangun Langgar Agung (masjid) tempat Beliau untuk berBibbah, yang sekarang menjadi Masjid Jami AL ISTIQOMAH Danawinangun. Dengan kedatangan para penduduk yang berdomisili dan menetap selamanya di tanah Pengampon, yang pastinya para penduduk secara turun temurun mengetahui cerita asal usul tanah Pengampon yang sekarang menjadi sebuah Desa di kecamatan Klangenan. Tanah Asli Pengampon (setampi) sekarang sampai saat ini keberadaanya masih ada, yaitu konon yang berada di lokasi sebelah Utara Masjid Al- Istiqomah desa Danawinangun yg sudah pasti berkaitan degan Nyi Endang Geulis saat Beliau terjatuh, maka ada sebuah tradisi yg berkembang untuk mengingat Beliau di tanah Pengampon, di mana para penduduk yang sekarang mereka tempati, yaitu sebuah tradisi menyuguh atau menyajikan tanah liat kering yg di olah dan bikin secara khusus yakni yang bernama tanah "Ampo" yang bisa di makan dan baunya wangi, merupakan sebagai simbol permohonan ampun dan keselamatn kepada Allah SWT dalam setiap acara hajatan dan acara2 lainya.

Cara pembuatan tanah liat kering yang kemudian di sebut Ampo ini melalui proses yang panjang, dan sekarang sudah jarang di jumpai dan jarang yang membuatnya, tapi masih ada beberapa orang yang masih bisa membikin Ampo ini yaitu di daerah blok Tegalan desa Sitiwinangun. Dan juga, untuk mengenang jasa jasa Beliau, masyarakat desa Danawinangun setiap tanggal 17 Mulud (bulan jawa) selalu diadakan Khaul Ngunjung Buyut Nyi Endang Geulis dalam Acara Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan do'a bersama, Tahlil dan Tawasulan yang merupakan Tradisi tiap tahun selalu di adakan oleh masyarakat desa Danawinangun juga masyarakat blok Tegalan. Tradisi Adat Budaya yang sudah kita kenal ini adalah " Mider Buyut" yaitu Mengarak keliling sebuah Pusaka Peninggalan Beliau berupa Tombak di mulai pada malam hari hingga menjelang subuh mengelilingi semua daerah wilayah kekuasaan Beliau pada masa itu...
br/> Wallohu'aklam bishowab... Pangapunten'e lan Maturkesuwun...

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »