Sejarah Keraton Kanoman Cirebon
sejarah kanoman
Keraton Kanoman Cirebon
Keraton Kanoman adalah keraton terakhir di Kota Cirebon yang kami kunjungi hari itu. Matahari Cirebon yang sangat panas membuat kami lekas merasa lelah dan haus, sehingga begitu sampai di lokasi kami pun beristirahat sejenak di bawah pohon rindang yang berada di depan bangsal Jinem Keraton Kanoman. Penjual es kelapa muda yang kebetulan sedang mangkal di sana pun kami panggil dan lalu memesan beberapa gelas. Nikmat sekali!
Pemandu wisata Keraton Kanoman yang sudah menyapa ketika kami baru tiba, terpaksa harus bersabar menunggu sampai kami menyelesaikan urusan bisnis tenggorokan dengan es kelapa muda itu. Karena hari sudah agak sore, pemandu wisata menyarankan agar masuk terlebih dahulu ke museum Keraton Kanoman sebelum petugasnya pergi. Saya pun menurut.
Keraton Kanoman Cirebon
Sebuah bangunan yang bentuknya menyerupai bangunan kolonial dengan lonceng gereja menggantung di langit-langitnya. Bangunan ini berada di dekat pintu gerbang di kompleks Keraton Kanoman yang luasnya sekitar 6 hektar ini.
Keraton Kanoman Cirebon
Tampak depan Keraton Kanoman yang disebut bangsal Jinem, atau pendopo keraton yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu, dan digunakan juga untuk upacara penobatan Sultan serta pemberian restu oleh Sultan pada acara perayaan di Keraton Kanoman, seperti misalnya acara peringatan Maulid Nabi dan Grebeg Syawal.
Keraton Kanoman Cirebon
Tampak muka gedung yang berfungsi sebagai museum Keraton Kanoman yang terlihat sederhana. Letak museum Keraton Kanoman ini berada di sebelah depan kanan bangsal Jinem. Kondisi museum Keraton Kanoman ini tidak jauh berbeda dengan kondisi museum yang berada di Keraton Kasepuhan yang sudah memerlukan perhatian untuk perbaikan dan perawatan.
Keraton Kanoman Cirebon
Bangsal Jinem Kraton Kanoman dilihat dari dekat, dengan dua lampu gantung antik menempel di langit-langitnya. Saya tidak menemukan ornamen yang menonjol pada bangsal Jinem Keraton Kanoman ini, dan tidak pula terlihat piring keramik menempel pada dinding bangsal yang agak terlalu sepi menurut saya.
Keraton Kanoman Cirebon
Kereta Jempana dengan ornamen mega mendung dan merupakan salah satu koleksi terpenting museum Keraton Kanoman yang masih asli. Kereta Jempana Keraton Kanoman ini dibuat pada tahun Saka 1350 atau 1428 M atas prakarsa Pangeran Losari dan digunakan oleh permaisuri. Kereta yang terbuat dari kayu sawo ini dahulunya konon ditarik oleh enam ekor kuda.
Keraton Kanoman Cirebon
Kereta Paksi Naga Liman yang merupakan Kereta kebesaran Sunan Gunung Jati dan para Sultan Cirebon ini dibuat pada tahun yang sama dengan Kereta Jempana, yaitu tahun Saka 1350 atau 1428, juga atas prakarsa Pangeran Losari.
Kereta Paksi Naga Liman menggabungkan bentuk paksi (burung), naga, dan liman (gajah) yang belalainya memegang senjata trisula ganda. Keistimewaan Kereta Paksi Naga Liman yang disimpan di Keraton Kanoman ini ada pada bagian sayapnya yang bisa mengepak saat kereta sedang berjalan, serta jejari cekung rodanya yang berguna agar kotoran tidak menciprati penumpangnya.
Koleksi gentong keramik antik dan seperangkat gamelan tua. Juga ada koleksi meriam-meriam kecil museum Keraton Kanoman yang diletakkan di salah satu sudut museum, serta peralatan debus Banten yang berada disamping seperangkat gamelan tua lainnya yang semuanya sudah terlihat kusam.
Ada rasa sedih ketika melihat kondisi terlantar benda-benda koleksi museum Keraton Kanoman ini. Pengabaian benda peninggalan sejarah, pada akhirnya bisa membuat sebuah kota kehilangan akar budaya dan jati dirinya.
Sejarah Keraton Kanoman Cirebon
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »