Asal Usul Desa Wanasaba
Asal Usul Desa Wanasaba
Asal Usul Desa Wanasaba Asal Usul Desa Wanasaba - Wanasaba adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Talun, kurang lebih 6 KM dari Ibukota Sumber. Diantara semua desa yang ada di kecamatan talun , terdapat dua desa yang namanya sama, hanya dibedakan dengan nama dibelakangnya Lor dan Kidul, yaitu Desa wanasaba Lor dan Wanasaba kidul.
Di Desa Wanasaba Kidul terdapat beberapa peninggalan sejarah yang ada hubungannya dengan Kasultanan yang ada di Keraton Cirebon yaitu sebuah Balong yang dinamakan Balong Widara, disitu terdapat rumah bekas keturunan Sultan Cirebon.
Selain yang ada di Balong Widara, ada pula rumah bekas keturunan Sultan Cirebon yang lokasinya sekarang dipinggir jalan Wanasaba-Kubang Kecamatan Sumber sebelah barat atau tepatnya sebelah utara Balai Desa Wanasaba Kidul.
Pada Zaman penjajahan jepang, Ki Gede Singaperjangga (Ki Gede Wanasaba) mendapat perintah untuk merubah nama Dukuh Dalem Cirebon Ilir menjadi Desa Wanasaba. Masih pada zaman jepang, Desa Wanasaba dipecah menjadi Wanasaba Lor dan Wanasaba Kidul sampai sekarang. Sedangkan Wanasaba berasal dari kata wana=alas atau hutan, dan saba=dikunjungi (dilongok-bhs sunda). Wanasaba berarti alas atau hutan yang dikunjungi.
Di Desa wanasaba ada sebuah blok/kampung yang disebut blok Balong, karena disitu terdapat beberapa balong kepunyaan masyarakat, namun ada satu balong yang menarik karena keunikannya. Kurang lebih tahun 934 M, Pangeran Ahmad Samaun dari Kasultanan Kanoman memugar Balong tersebut dan dijadikan sebagai tempat kediamannya, sehingga ia terkenal dengan sebutan Pangeran Balong.
Di kompleks balong tersebut terdapat dua buah menhir yang tegak, tinggi dari permukaan tanah kurang lebih 70 cm dan lebarnya 30 cm yang terkesan seperti Lawang Saketeng (Gapura) keraton tempo dulu. Konon pada zaman dulu tak seorangpun diperbolehkan lewat di antara dau buah batu itu tanpa di ketahui maksudnya. Di kompleks ini terdapat pula sebuah balong yang berbentuk huruf L.
Menurut keterangan Elang Alimi ( Putra keempat dari Pangeran Balong ) yang bernama asli Elang Jatmaningrat bin Pangeran Ahmad Samaun ( Pangeran Balong ), ketika balong tersebut dipugar memang sudah berbentuk huruf L, namun balong tersebut dalam keadaan tidak teratur dan tertimbun tanah, sedangkan batu-batunya masih tetap tersusun rapi hanya ada beberapa bagian yang di tambah dengan batu-batuan yang hampir sama bentuknya, dan sayang sekali kini bentuk huruf L-nya telah mengalami perubahan. Ditengah kolam terdapat empat buah tumpukan batu, yang seakan-akan mengandung makna tertentu, karena setiap tumpukan terdiri dari tiga buah batu yang tidak jauh letaknya dengan pohon beringin yang lurus menatap langit terkurung air. Disebelah timur kolam pernah berdiri sebuah bangunan kuno yang disebut Pancaniti. Bangunan ini tidak mempergunakan genteng yang terbuat dari tanah, akan tetapi mempergunakan welit (Alang-alang) sebagai atapnya yang diikat rapi, sayang sekali puing-puingnya kini telah musnah tiada bekasnya. Selain itu, sebelah utara Balai Desa Wanasaba Kidul atau tepatnya disebelah barat jalan menuju Desa Kubang, terdapat bekas reruntuhan rumah keraton sebagai rumah biasa, yakni peristirahatan permaisuri.
Asal Usul Desa Wanasaba Asal Usul Desa Wanasaba - Wanasaba adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Talun, kurang lebih 6 KM dari Ibukota Sumber. Diantara semua desa yang ada di kecamatan talun , terdapat dua desa yang namanya sama, hanya dibedakan dengan nama dibelakangnya Lor dan Kidul, yaitu Desa wanasaba Lor dan Wanasaba kidul.
Di Desa Wanasaba Kidul terdapat beberapa peninggalan sejarah yang ada hubungannya dengan Kasultanan yang ada di Keraton Cirebon yaitu sebuah Balong yang dinamakan Balong Widara, disitu terdapat rumah bekas keturunan Sultan Cirebon.
Selain yang ada di Balong Widara, ada pula rumah bekas keturunan Sultan Cirebon yang lokasinya sekarang dipinggir jalan Wanasaba-Kubang Kecamatan Sumber sebelah barat atau tepatnya sebelah utara Balai Desa Wanasaba Kidul.
Pada Zaman penjajahan jepang, Ki Gede Singaperjangga (Ki Gede Wanasaba) mendapat perintah untuk merubah nama Dukuh Dalem Cirebon Ilir menjadi Desa Wanasaba. Masih pada zaman jepang, Desa Wanasaba dipecah menjadi Wanasaba Lor dan Wanasaba Kidul sampai sekarang. Sedangkan Wanasaba berasal dari kata wana=alas atau hutan, dan saba=dikunjungi (dilongok-bhs sunda). Wanasaba berarti alas atau hutan yang dikunjungi.
Di Desa wanasaba ada sebuah blok/kampung yang disebut blok Balong, karena disitu terdapat beberapa balong kepunyaan masyarakat, namun ada satu balong yang menarik karena keunikannya. Kurang lebih tahun 934 M, Pangeran Ahmad Samaun dari Kasultanan Kanoman memugar Balong tersebut dan dijadikan sebagai tempat kediamannya, sehingga ia terkenal dengan sebutan Pangeran Balong.
Di kompleks balong tersebut terdapat dua buah menhir yang tegak, tinggi dari permukaan tanah kurang lebih 70 cm dan lebarnya 30 cm yang terkesan seperti Lawang Saketeng (Gapura) keraton tempo dulu. Konon pada zaman dulu tak seorangpun diperbolehkan lewat di antara dau buah batu itu tanpa di ketahui maksudnya. Di kompleks ini terdapat pula sebuah balong yang berbentuk huruf L.
Menurut keterangan Elang Alimi ( Putra keempat dari Pangeran Balong ) yang bernama asli Elang Jatmaningrat bin Pangeran Ahmad Samaun ( Pangeran Balong ), ketika balong tersebut dipugar memang sudah berbentuk huruf L, namun balong tersebut dalam keadaan tidak teratur dan tertimbun tanah, sedangkan batu-batunya masih tetap tersusun rapi hanya ada beberapa bagian yang di tambah dengan batu-batuan yang hampir sama bentuknya, dan sayang sekali kini bentuk huruf L-nya telah mengalami perubahan. Ditengah kolam terdapat empat buah tumpukan batu, yang seakan-akan mengandung makna tertentu, karena setiap tumpukan terdiri dari tiga buah batu yang tidak jauh letaknya dengan pohon beringin yang lurus menatap langit terkurung air. Disebelah timur kolam pernah berdiri sebuah bangunan kuno yang disebut Pancaniti. Bangunan ini tidak mempergunakan genteng yang terbuat dari tanah, akan tetapi mempergunakan welit (Alang-alang) sebagai atapnya yang diikat rapi, sayang sekali puing-puingnya kini telah musnah tiada bekasnya. Selain itu, sebelah utara Balai Desa Wanasaba Kidul atau tepatnya disebelah barat jalan menuju Desa Kubang, terdapat bekas reruntuhan rumah keraton sebagai rumah biasa, yakni peristirahatan permaisuri.